Ingatkah kamu ketika usiamu penuh gelegak adrenalin, kamu pernah bermimpi sangat kuat? Mimpi yang terus membayangi di setiap aktivitas kehidupanmu, yang membuatmu menhkhayalkan banyak hal-hal indah, membuatmu tinggi gesit menari-nari di atas papan ketik tanpa mengenal rasa takut?
Itu menyenangkan. Rasa berani itu menyenangkan. Aku senang pernah merasakan keberanian sebesar itu. Keberanian yang terkubur cukup lama, mengendap, namun tidak pernah hilang. Ia tetap di sana. Di dasar. Memupuk diri untuk kemudian menjulang kapanpun mendapatkan kesempatan.
Tidak perlu meledak untuk mendapatkan perhatian, karena dengan cubitan tipis ternyata sudah cukup menggetarkan. Tidak hanya ingatan mengenai mimpi, tapi juga dibersamai oleh strategi. Tidak hanya berwujud mimpi, tapi juga langkah realisasi. Jajakannya nyata, kokoh, dan sangat masuk akal. Aku hanya tinggal melangkah perlahan, satu persatu, tanpa memaksakan diri berlari.
Ayo, menulis, Firda.
Ayo, kembali menulis.
Pikiranmu sudah penuh dengan segala ide. Manfaatkan pertikaian dalam pikiranmu, bentuklah bait-bait cahaya, sebelum semuanya menjadi korosif dan menjemukan. Mimpi ini hanya memerlukan kamu berjalan satu jengkal hari ini. Satu jengkal besok. Satu jengkal lagi lusa. Dan satu jengkal-satu jengkal lainnya di hari-hari depan. Apa susahnya berjalan satu jengkal? Tapi bukan berarti kamu bisa berjalan langsung dua jengkal, sadar diri itu perlu.
Look and learn. Start with the article every Thursday, then with the group discussion, and last, you got the chance to open your own personal convo!! Isn’t it beautiful?
Selalu ingat bahwa tujuanmu berada di posisi ini yaitu untuk menjembatani ilmu akademik ke ilmu masyarakat. Kita mulai dari sekarang.